Postingan

Contoh teks eksposisi tentang pedagang kaki lima di Sragen

Jenis  Karangan : Eksposisi Pedagang Kaki Lima di Sragen             Pertumbuhan penduduk membuat meningkatnya suatu kebutuhan pokok manusia. Sehingga banyak orang untuk memanfaatkan kesempatan ini untuk berjualan atau menjadi pedagang kaki lima untuk menambah pundi-pundi rupiah. Pedagang kaki  lima sudah menjadi profesi yang cukup diminati bagi banyak masyarakat. Dari yang berjualan kebutuhan pokok, minum-minuman segar seperti es dawet, es campur, es buah sampai berjualan jajanan atau makanan ringan.             Di daerah Gondang, Sragen, Jawa Tengah terdapat banyak pedagang kaki lima yang berjajar di sepanjang jalan.  Apalagi jika malam sudah tiba banyak orang yang membuka lapak untuk berjualan, jadi tidak asing lagi jika jalan Gondang ramai pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya.             Salah satu pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya disana adalah Pak Widodo yang menjual kripik usus, fried chiken dan lele tepung goreng. Pak Widodo berusia 30 tahun d

Contoh teks narasi tentang pedagang kaki lima

Hasil Wawancara Seorang Pedagang Kaki Lima Hari/ Tanggal Pelaksanaan        : Selasa/ 12 Desember 2017 Waktu Pelaksanaan                   : 09.00 Tempat Pelaksanaan                 : Di rumah Pak Widodo Narasumber                              : Pak Widodo dan Ibu Dina Pewawancara                           : Damaris Merry Tema wawancara                     : Mengetahui Seputar Pekerjaan Pedagang Kaki Lima             Ada sepasang suami istri yang berjualan kripik usus di pinggir jalan raya yang bernama Pak Widodo dan Ibu Dina selain itu mereka tidak hanya menjual kripik usus saja, ada fried chiken dan lele tepung. Untuk harga kripik usus hanya di jual dengan harga Rp 1.000 per bungkus kecil, fried chiken Rp 3.000 per potong ayam dan lele tepung goreng Rp 2.500.               Pak Widodo biasanya membawa kripik usus 100 bungkus, 70 fried chiken dan 50 lele tepung goreng ke dalam gerobak kecil birunya untuk dijajakan. Pendapatan Pak Widodo dan Ibu Dina setiap hari Rp

contoh teks deskripsi tentang pedagang kaki lima

Jenis Karangan : Deskripsi Pedagang Kaki Lima di Sragen Saat ini pedagang kaki lima di area jalan Gondang, Sragen, Jawa Tengah jumlahnya semakin bertambah dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena jumlah penduduk yang tiap tahunnya makin meningkat, sehingga mengakibatkan meningkatnya jumlah kebutuhan pokok penduduk. Dengan alasan  inilah biasanya masyarakat memanfaatkan untuk berjualan, baik kebutuhan sekunder maupun kebutuhan primer. Salah satu pedagang kaki lima yang saya wawancarai adalah Pak Widodo (30 tahun). Pak Widodo adalah salah satu pedagang kaki lima yang berjualan di pinggir jalan Gondang Sragen yang menjual kripik usus. Profesi ini adalah profesi utama Pak Widodo, istrinya adalah seorang ibu rumah tangga yang terkadang juga membantu berjualan, beliau bernama Ibu Dina (29 tahun). Tempat berjualan Pak Widodo letaknya tepat di pinggir jalan raya arah ke Gondang-Sine. Tempatnya sangat strategis, dilain sisi Pak Widodo juga diuntungkan karena area tersebut dekat

contoh teks argumentasi pengaruh keberadaan pedagang kaki lima

Jenis Karangan : Argumentasi                                                        Pengaruh Keberadaaan Pedagang Kaki Lima             Kita tahu bahwa kini pedagang kaki lima sudah tidak asing lagi bagi kita dan bisa dikatakan pedagang kaki lima sudah sangat menjamur. Masyarakat yang tinggal di daerah padat penduduk akan memanfaatkan kesempatan ini untuk berdagang karena dapat dijalankan dengan mudah dan hasilnya cukup menguntungkan.             Salah satu pedagang kaki lima yang saya temui adalah Pak Widodo  (30 tahun) dan istrinya Ibu Dina (29 tahun) yang berprofesi sebagai  pedagang kaki  lima di daerah Gondang, Sragen. Beliau menjual kripik usus, fried chiken dan lele tepung goreng. Profesi ini adalah profesi utama Pak widodo dan Ibu Dina. Pak Widodo memilih menjual kripik usus dikarenakan beliau memiliki pengalaman membuat kripik usus dengan saudaranya. Disamping menjual kripik usus Pak Widodo memiliki sebuah ide untuk menambah penghasilannya. Beliau membuat olahan kembali den

Upaya Internasionalisasi Bahasa Indonesia

Disusunoleh : 1.      Damaris Merry Natalina K         (2101417080) 2.      Novia Sugmayanti                     (2101417094) 3.      Syavira Meida Ardhiana            (2101417101) Tiara Azhari                              (2101417102) Upaya Internasionalisasi  Bahasa Indonesia             Bahasa Indonesia adalah bahasa melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia (Wikipedia).Bahasa Indonesia dijadikan bahasa nasional pada tanggal 28 Oktober 1928 bertepatan dengan Sumpah Pemuda ada juga Undang-Undang yang memperkuat Bahasa Indonesia sebahgai bahasa nasioanal . Sementara pada saatini bahasa yang diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai bahasa internasional hanya ada enam yaitu : 1.       Bahasa Inggris 2.       Bahasa Mandarin 3.       Bahasa Arab 4.       Bahasa Prancis 5.       Bahasa Spanyol 6.       Bahasa Rusia Lalu apakah bahasa Indonesia tidak dapa