contoh teks deskripsi tentang pedagang kaki lima

Jenis Karangan : Deskripsi

Pedagang Kaki Lima di Sragen

Saat ini pedagang kaki lima di area jalan Gondang, Sragen, Jawa Tengah jumlahnya semakin bertambah dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena jumlah penduduk yang tiap tahunnya makin meningkat, sehingga mengakibatkan meningkatnya jumlah kebutuhan pokok penduduk. Dengan alasan  inilah biasanya masyarakat memanfaatkan untuk berjualan, baik kebutuhan sekunder maupun kebutuhan primer.

Salah satu pedagang kaki lima yang saya wawancarai adalah Pak Widodo (30 tahun). Pak Widodo adalah salah satu pedagang kaki lima yang berjualan di pinggir jalan Gondang Sragen yang menjual kripik usus. Profesi ini adalah profesi utama Pak Widodo, istrinya adalah seorang ibu rumah tangga yang terkadang juga membantu berjualan, beliau bernama Ibu Dina (29 tahun).

Tempat berjualan Pak Widodo letaknya tepat di pinggir jalan raya arah ke Gondang-Sine. Tempatnya sangat strategis, dilain sisi Pak Widodo juga diuntungkan karena area tersebut dekat dengan perumahan warga sehingga memungkinkan untuk mendapat saluran listrik sebagai sumber penerangan di warung kecilnya. Pak Widodo tidak hanya menjual kripik usus, tetapi juga berjualan fried chiken dan lele tepung. Setiap harinya Pak Widodo mendapat penghasilan kotor sebesar Rp 435.000. Pak Widodo menjualkan dagangannya biasanya dari pukul 09.30 WIB-18.00 WIB

Ketika saya wawancarai mengapa memilih berjualan kripik usus beliau menceritakan bahwa beliau sebelumnya sudah pernah ikut saudara berjualan kripik usus, dari pengalaman tersebut beliau berani menjajakan kripik usus . Kripik usus Pak Widodo cukup laris banyak peminatnya karena rasanya yang gurih, renyah dan tanpa pengawet. Sempat saya bertanya kepada beliau apakah tidak takut dengan persaingan apalagi banyak yang menyamai berjualan kripik usus, sebelumnya kripik usus di daerah Gondang Sragen hanya Pak Widodo yang menjualnya. Dengan santai beliau menjawab tidak mbak setiap rejeki sudah ada yang mengatur.

            Pak Widodo juga sempat menyinggung bahwa tempat beliau berjualan tidak ada lahan parkir sehingga terkadang membuat pembelinya bingung untuk menempatkan kendaraannya. Tempat berjualan Pak Widodo hanya menggunakan teras bekas warung di pinggir jalan raya. Harapan Pak Widodo ingin memiliki lahan sendiri dan dapat mengembangkan usahanya.