Contoh teks eksposisi tentang pedagang kaki lima di Sragen

Jenis  Karangan : Eksposisi

Pedagang Kaki Lima di Sragen

            Pertumbuhan penduduk membuat meningkatnya suatu kebutuhan pokok manusia. Sehingga banyak orang untuk memanfaatkan kesempatan ini untuk berjualan atau menjadi pedagang kaki lima untuk menambah pundi-pundi rupiah. Pedagang kaki  lima sudah menjadi profesi yang cukup diminati bagi banyak masyarakat. Dari yang berjualan kebutuhan pokok, minum-minuman segar seperti es dawet, es campur, es buah sampai berjualan jajanan atau makanan ringan.

            Di daerah Gondang, Sragen, Jawa Tengah terdapat banyak pedagang kaki lima yang berjajar di sepanjang jalan.  Apalagi jika malam sudah tiba banyak orang yang membuka lapak untuk berjualan, jadi tidak asing lagi jika jalan Gondang ramai pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya.

            Salah satu pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya disana adalah Pak Widodo yang menjual kripik usus, fried chiken dan lele tepung goreng. Pak Widodo berusia 30 tahun ditemani istrinya Ibu Dina yang berusia 29 tahun, mereka sudah empat tahun menjalankan bisnis ini. Sebagai pedagang yang sudah berjualan selama empat tahun Pak Widodo sangat paham dengan daerah yang digunakan untuk berdagang ini.  Daerah tempat berjualan Pak Widodo terbilang sangat strategis karena depan jalan adalah akses utama warga dalam beraktivitas.

            Bermula Pak Widodo dan Ibu Dina berjualan kripik usus dan fried chiken hanya mencoba-coba dengan modal pengalaman seadanya. Setelah berjalannya waktu kripik usus Pak Widodo dan Ibu Dina sangat diminati oleh warga sekitar. Pak Widodo juga menyampaikan bahwa tidak ada pemungutan liar atau pajak sewa dan tempat yang digunakan untuk berjualan adalah tanah milik seorang warga yang dimanfaatkan bagian terasnya saja oleh Pak Widodo. Tidak adanya lahan parkir menyebabkan konsumen bingung dalam memarkirkan kendaraannya sehingga konsumen sering memarkirkan kendaraannya sembarangan. 

            Saat ini memang mencari pekerjaan sangatlah susah namun semua bergantung pada niat dan kegigihan dalam diri seseorang. Seperti Pak Widodo dan Ibu Dina sepasang suami istri menjalankan usaha dengan tekad  kuat dan pantang menyerah.